Langsung ke konten utama

Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Peserta Didik



MAKALAH

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Nilai Plagirism Checker sebagai syarat kelulusan Pelatihan ICT 2019


Oleh
HARIS MANSAH ARH
NIM. 1172020097



Image result for logo uin




BANDUNG
2019 M/1441 H


DAFTAR ISI









KATA PENGANTAR

                                                       
Puji Syukur ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kekuatan kepada penulis untuk bisa menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan lancar dan selesai tepat waktu.
Terimakasih kepada bapak dosen yang telah membimbing dalam proses pelatihan ICT dan pembuatan makalah ini dengan penuh semangat dan perhatian, sehingga penulis mampu melaksanakannya dengan baik.
Penulis berharap makalah ini bisa menjadi pelajaran bagi saya untuk terus berkembang dalam pembuatan karya tulis ilmiah. Dan bagi pembaca, semoga isi dari makalah ini bisa bermanfaat bagi pendidikan.
Tidak memungkiri bahwa tidak ada produk manusia yang sempurna, maka makalah ini pun tidak lepas dari kesalahan baik kecil maupun besar. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dari pembaca agar pada karya tulis penulis yang lainnya bisa lebih baik lagi.

Bandung, 7 November 2019

Penulis








BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belajar merupakan proses kompleks yang memiliki banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Mulai dari diri pribadi, keluarga, asmara, pemikiran, musim cuaca, hobi, kebiasaan, jam tidur, jam bangun, teman dekat, lingkungan, ekonomi, teknologi, makanan, minat, motivasi dan sekelumit faktor lain yang berhubungan dengan proses belajar.
           Salah satu bagian yang paling melekat dalam proses belajar, yang dikaji secara mendalam adalah motivasi. Motivasi menjadi bahan bakar agar siswa mau terus melakukan proses belajar. Tanpa motivasi, siswa hanya melakukan proses belajar sekedar mengisi waktu, melaksanakan kewajiban, dll.
            Motivasi ini sangat dianggap penting oleh praktisi pendidkan. Berbagai macam cara dibuat untuk mendorong motivasi. Model dan metode yang beragam, media yang terus dikembangkan, materi yang terus diolah sesuai kemampuan dan kebutuhan, dan proses belajar yang tidak lepas dari unsur humor. Menandakan bahwa praktisi pendidikan ‘mati-matian’ untuk memunculkan motivasi.
            Jadi motivasi sendiri bukan bagian terkecil dalam proses belajar. Ada hal-hal yang membuat motivasi timbul, bahkan ada yang membuat motivasi menurun. Maka, makalah ini berusaha membantu pembaca yang peduli dengan pendidikan. Untuk memahami hal-hal apa saja yang mempengaruhi dalam proses belajar. Yang diharapkan bisa memberikan pengalaman baru bagi peserta didik dalam menimba ilmu.
1.      Apa pengertian motivasi belajar?
2.      Apa saja faktor intrinsik yang mempengaruhi motivasi belajar?
3.      Apa saja faktor ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi belajar?

1.      Mengetahui secara mendalam, pengertian motivasi, belajar dan motivasi belajar.
2.      Mengetahui faktor intrinsik yang mempengaruhi motivasi belajar.
3.      Mengetahui faktor ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi belajar.

BAB II

ISI
Definisi dari motivasi adalah kondisi dalam diri makhluk hidup baik hewan atau manusia yang membuat makhluk itu terdorong untuk berbuat sesuatu. Menyambung dari definisi tersebut, maka motivasi berfungsi sebagai bahan bakar untuk melakukan sesuatu sesuai alur kepada tujuan. [1]
Motivasi juga bisa diartikan sebagai abstrak deskripsi yang kompleks di dalam diri makhluk hidup yang memandu perilaku terhadap suatu visi (goal) atau insentif (dividen). Visi inilah yang membatasi perilaku makhluk hidup dalam lingkup individu. [2]
Makhluk hidup yang tidak memiliki motivasi dapat dipastikan tidak akan melakukan satu hal pun, karena motivasi sendiri merupakan dorongan untuk bertindak dan mencapai sesuatu. [3]
Motivasi juga dapat diartikan sebagai energi dalam tubuh individu yang ditandai adanya perasaan ingin dan berusaha untuk mencapai tujuan. [4]
Tujuan yang sering dimaksud dalam pengertian motivasi adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan. Motivasi dilihat sebagai proses yang dimulai dari adanya kebutuhan, lalu muncul keinginan untuk mendapatkannya, dan menciptakan stressor psikologis yang mengarahkan pada kepuasan. [5]
Maka kita harus menguraikan apa saja kebutuhan yang sangat dibutuhkan manusia:
Table 1 : Hirarki Motivasi
No
Kebutuhan
Penjelasan
1
Physic and Biological Needs
Ialah kebutuhan dalam menunjang kebutuhan pokok manusia (primer, sekunder, tersier). Maslow berpendapat jika kebutuhan ini belum tercapai, kebutuah yang lain tak dapat mendorong manusia untuk mencapai tujuan.
2
Safe and Secure Needs
Ialah kebutuhan akan kebebasan dari bahaya baik fisik atau non-fisik.
3
Social Needs
Ialah kebutuhan akan berkomunikasi dengan lingkungan dan berharap untuk diterima dan dijadikan bagian dari masyarakat.
4
Reward Needs
Ialah kebutuhan akan penghargaan dari orang lain. Akan menimbulkan efek seperti kepuasan berkuasa, menyandang status, ataupun bangga akan pencapaian diri.
5
Actualization of Self Needs
Ialah kebutuhan  memaksimalkan seluruh potensi dalam diri individu sesuai dengan apa yang ia impikan. Maslow berpendapat inilah hal tertinggi yang membuat orang memiliki semangat bertindak mencapai tujuan.

Sedangkan mengenai belajar, banyak orang menganggap belajar adalah kegiatan transfer ilmu saja guna mengingat kejadian nyata berupa informasi atau mata pelajaran. Orang yang berpola pikir demikian, biasanya mudah puas ketika peserta didik bisa mengulang kembali informasi dan fakta apa saja yang sudah dibaca, didengar, di tulis dan dilakukan.
Selain itu ada yang berpandangan, belajar hanyalah proses latihan berulang kali yang tampak pada kegiatan menulis dan membaca. Dengan pandangan seperti ini, biasanya orang tersebut merasa terpuaskan jika melihat peserta didik bisa melakukan suatu hasil latihan dengan baik, tidak pedulu apakah peserta didik itu memahami definisi, isi, fungsi dan hakikat latihan tersebut.
Datangnya perbedaan pandangan diatas merupakan perselisihan yang biasa karena ada perbedaan dalam fokus pandangan. Dan juga, perbedaan antara satu keadaan belajar dan keadaan belajar lainnya yang diamati oleh orang-orang juga menimbulkan perbedaan persepsi. Situasi belajar olahraga yang lebih melakukan latihan fisik berulang, tentu berbeda dengan keadaan belajar geografi yang mengedepankan hafalan. Namun, istilah perilaku menjadi benang merah bagi keduanya yang disepakati, sebab istilah tersebut jadi hakikat tunggal dalam belajar. [6]
Untuk mengindari beragam sesat menafsirkan seperti kedua hal diatas. Maka akan dipaparkan definisi belajar dengan lengkap.
Skinner berpendapat bahwa belajar adalah rangkaian kejadian penyesuaian (adaptasi) tingkah laku yang bersifat berkemajuan. Sesuai pendapat ringkasnya bahwa “a progressive process of behavior adaptasi..”. Berdasarkan penelitiannya, ia yakin bahwa penyesuaian tersebut akan mendapatkan hasil yang maksimum jika diberi pemantapan terus menerus (reinforcement).
Tetapi definisi ini hanya berdasarkan hasil eksperimen dirinya sendiri. Yang hasilnya menguatkan teori conditioning yang membenarkan dugaan bahwa timbulnya perilaku itu karena ada hubungan antara rangsangan (stimulus) dan respon. Dan akhirnya pengertian ini bersifat behavioristik, sehingga banyak sekali para ahli teori lain yang menggugat definisi ini.
Dalam kamus psikologi karya Chaplin, ia memberikan batasan berupa dua rumusan dalam belajar. Rumusan kesatu yaitu “Learning is the acquisition of changes in behavior that are relatively settles as a result of practice and experience” (Belajar ialah pendapatan perubahan perilaku yang relatif statis dikarenakan kegiatan berulang dan pengalaman. Rumusan keduanya yaitu “Learning is obtaining process a response from special training to result” (Belajar ialah memperoleh respon dikarekan latihan tertentu.
Prof. John B. Biggs memunculkan gagasan belajar harian atau everyday learning. Yang diilhami dari para pakar psikologi belajar dimana peristiwa sehari-hari baik besar atau kecil dalam bentuk apapun sangat mungkin disebut sebagai belajar. Karena, peristiwa sehari-hari itu bisa merubah secara besar-besaran terhadap tingkah laku dari individu.
Ada juga definisi belajar yang tidak bergantung pada behavior yaitu,  “learning is a relative sedentary change that occurs in all or all kinds of behavior of an organism experience as result” (Belajar ada perubahan yang cenderung statis yang terjadi secara sempurna atau beberapa bagian perilaku individu yang merupakan hasil pengalaman)
Dalam pengertian yang ini perlu digarisbawahi bahwa yang berubah hanya behavior, tetapi juga repertoir behavior change yang berarti keseluruhan dari aspek psiko dan fisik individu. Perhatian yang berbeda dari sebelumnya ini dikarenakan keyakinan bahwa perubahan perilaku bukanlah indikator atau ciri dari belajar, karena proses belajar sendiri dianggap proses mental yang sukar diamati.
Ada pula yang mengatakan bahwa belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan (the process of getting knowledge). Pengertian ini lebih sering dibahas dalam psikologi aliran kognitivisme yang oleh sebagian pakar dianggap kurang mencerminkan dari belajar itu sendiri karena tidak memasukkan proses keterampilan sebagai belajar.
Pendapat selain yang diatas adalah, “A relatively lasting ability to react to change as a result of strengthened training” atau sebuah kekuatan perubahan respon yang relatif tetap dan berlanjut yang merupakan hasil dorongan latihan.
Dalam kedua pengertian diatas, kita mendapati empat jenis istilah yang inti dan perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran.
Table 2 : Istilah Esensial Belajar
No
Istilah
Arti
1
Relatively fixed
Perubahan yang sifatnya tidak lama seperti berubah karena terjatuh, mabuk, sedih, senang, atau pun yang lainnya tidak termasuk belajar.
2
Ability to react
Penegasan bahwa ada beda antara belajar dan hasil dari belajar. Hal ini mencerminkan bahwa belajar adalah peristiwa asumsi yang hanya dikenali apabila ada perubahan kemampuan akademis yang kuantitatif.
3
Reinforce
Bahwa hasil belajar yang sudah didapat bisa saja terlupa apabila tidak diulang-ulang secara terus-menerus.
4
Exercise
Bahwa belajar itu perlu dilakukan secara berulang untuk mempertahankan hasil akademis yang telah diraih

Di lain pendapat, ada juga yang menyatakan bahwa ada tiga rumusan mengenai belajar. Tetapi dalam hal ini, perubahan dan perilaku tidak lagi disebut secara langsung karena kedua kata tersebut telah jadi keyakinan umum yang dipahami semua orang yang berkecimpung di dunia pendidikan. Ketiga rumusan itu adalah:
Table 3 : Rumusan Belajar
No
Rumusan
Penjelasan
1
Kuantitatif
Yaitu kegiatan dianggap sebagai belajar ketika ada pengetahuan yang bertambah secara jumlah dalam diri individu, yaitu dengan menambahkan fakta atau informasi sebanyak-banyaknya secara kognitif.
Kadang disebut sebagai belajar dilihat dari jumlahnya.
2
Institusional
Kegiatan dianggap sebagai belajar apabila siswa telah divalidasi penguasaan pengetahuannya. Buktinya adalah ditunjukkan dengan proses belajar. Tolak ukurnya adalah, semakin bagus guru mengajar maka akan semakin memuaskan juga mutu yang diperoleh peserta didik yang diukur dengan ujian.
Atau sering disebut juga tinjauan dengann sudut pandang kelembagaan.
3
Kualitatif
Kegiatan dianggap sebagai belajar ketika peserta didik semakin berkualitas dalam memahami dan mengartikan tentang dunia disekelilingnya. Dimana difokuskan terhadap kemampuan pikir dan kelakuan yang berkualitas dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi baik sekarang ataupun di masa yang akan datang.
Sering disebut sebagai tinjauan dengan sudut pandang mutu.

Dari keseluruhan pengertian diatas, dapat dipahami bahwa belajar adalah tahap atau proses perubahan tingkah laku seseorang secara menyeluruh yang relatif statis hasil dari peristiwa sehari-hari dan timbal-balik dengan lingkungan yang melibatkan sisi kognisi.
Dari pengertian motivasi dan belajar diatas dapat dipahami bahwa motivasi belajar adalah keinginan untuk mencapai kebutuhan  sesuai tujuan dalam proses perubahan perilaku seseorang secara komprehensif yang statis hasil dari kejadian sehari-hari dan feedback dari lingkungan dengan melibatkan sisi kognisi.
Motivasi bukanlah satuan terkecil yang mempengaruhi belajar, maka dari itu ada juga faktor-faktor turunan yang mempengaruhi dalam proses belajar.
Motivasi sendiri bisa dibagi kedalam enam level yang disebut teori penentuan nasib sendiri. Dari mulai paling rendah sampai paling tinggi, yang nantinya berkaitan dengan faktor intrinsik dan ekstrinsik yang akan dibahas setelahnya. Keenam level tersebut adalah:
Table 4 : Level Faktor Motivasi
Level
Nama Level
Penjelasan
0
Amotivated
Ialah level terendah, dirinya tidak termotivasi sekali dalam melakukan proses belajar. Tidak memiliki tujuan dan keinginan.
1
External
Ialah level motivasi yang didasari oleh hadiah yang akan diterima, terutama hadiah dari luar dirinya. Biasanya hadiah ini tidak ada hubungannya dengan belajar yang harus dilakukan. Level ini sangat tergantung akan kontrol dari luar. Tingkat otonomi sangat rendah.
2
Introjected
Ini level motivasi dimana akan belajar demi orang lain, bukan karena diri sendiri. Kita termotivasi karena ada orang tua, atau saudara yang memang menunggu hasil dari belajar kita. Jadi kontrol luar masih lebih kuat dibandingkan otonomi.
3
Identified
Ini level motivasi dimana ada kesadaran bahwa ada hubungan antara belajar dengan hasil dari belajar. Sehingga peserta didik berusaha untuk mendapatkan hasil belajar berupa nilai atau ranking.
4
Integrated
Ini adalah level motivasi dimana tujuan jangka panjang sudah mulai terlihat dna diperjuangkan. Karena karir, cita-cita biasanya jadi faktor terbesar. Otonomi sudah mulai sangat kuat walau masih ada sedikit sekali faktor luar.
5
Intrinsic
Ini adalah level dimana motivasi datang tanpa perlu ada dorongan dari luar seperti nilai, paksaan orang tua, dll. Peserta didik sudah menganggap bahwa belajar adalah kesenangan yang ia pilih sendiri untuk melakukannya.

Secara lebih sederhana, level 1 sampai 4 adalah dorongan ekstrinsik dan level 5 adalah dorongan intrinsik. Maka akan didalami lebih lanjut mengenai dua dorongan tersebut.
Faktor Intrinsik adalah faktor yang datang dalam diri individu untuk melakukan sesuatu atau hal yang mendorong dirinya melakukan sebagaimana nilai yang terdapat dalam obyeknya sendiri. Faktor ini mendorong keinginan untuk terus belajar dan mencari wawasan seluas-luasnya. [7]
Motivasi ini berasal dari diri peserta didik pribadi yang mendorong dia mau melakukan proses belajar. Bisa termasuk menyenangi isi pembelajaran dan merasa butuh terhadap materi tersebut, contohnya untuk menggapai cita-cita di masa depan.
Faktor intrinsik menurut Ema dibagi kedalam dua macam, yaitu : [8]
No
Faktor Intrinsik
Penjelasan
1
Motivasi Dalam Belajar
Ialah motivasi dalam diri individu untuk melakukan proses belajar dikarenakan kesukaannya.
2
Cita-cita
Karena kesadaran diri bahwa mimpi yang dia buat membutuhkan hasil dari proses belajar.

Faktor ekstrinsik adalah pendorong yang berasal dari luar pribadi peserta didik yang mendorong pada proses pembelajaran.
Beberapa faktor ekstrinsik meliputi lingkungan, orang tua, guru, materi pelajaran, fasilitas, pengolahan data administrasi dll. Salah satu faktor diatas adalah lingkungan sekolah. Yaitu sebuah lembaga yang penting setelah keluarga. Yang sangat berpengaruh sekali terhadap hasil belajar peserta didik, karena perannya sangat penting untuk mencerdaskan, membimbinga akhlak tingkah laku.
Lingkungan ini merupakan lingkungan kedua setelah pendidikan keluarga dan masyarakat yang lebih berbasis praktek. Maka karena faktor ini, ada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan ada pula yang rendah. [9]
Hal ini bisa dilihat dari semangat peserta didik dalam belajar dan kemalasan siswa dalam mengerjakan berbagai proses belajar. Kadang disebabkan oleh guru yang tidak memotivasi, kadang oleh kodnisi gedung yang tidak layak, model yang tidak variatif, tugas yang sulit dimengerti dll.
Faktor ekstrinsik dalam lingkup sekolah sendiri antara lain:
Table 5 : Faktor Ekstrinsik
No
Faktor Ekstrinsik
Penjelasan
1
Model belajar
Ialah prosedur dalam pelaksanaan belajar untuk mendapatkan suatu pengetahuan, sikap dan keterampilan sesuai tujuan pembelajaran.
Model yang bervariasi menimbulkan dorongan motivasi bagi peserta didik, sedangkan model yang tidak variatif menimbulkan kejenuhan dalam belajar. Setidaknya peserta didik menjadi semangat karena metodenya.
2
Hubungan guru & siswa
Guru yang bisa menyesuaikan dan menempatkan sesuai porsinya biasanya menimbulkan motivasi yang besar bagi peserta didik. Daya tarik dan kompetensi guru jadi hal yang dilihat secara langsung. Relasi disini bukan hanya guru dengan siswa perseorangan, tapi guru dengan siswa secara keseluruhan. [10]
3
Hubungan siswa & siswa
Ini merupakan sub indikator yang merupakan dampak dari hubungan guru dan murid. Guru yang bisa mengelola kelas menciptakan iklim siswa yang harmonis walaupun diimbangi dengan kompetisi. Tetapi jika tidak terwujud, maka akan ada peserta didik yang terasing dan tidak termotivasi dalam belajar.
4
Disiplin sekolah
Aturan yang dibuat disekolah memang dibuat untuk membuat ketertiban. Tetapi aturan yang tidak tepat sasaran membuat peserta didik jadi tidak nyaman dan merasa terkekang atau memberontak. Dan akhirnya kehilangan motivasi belajar.
5
Media Pembelajaran
Media merupakan sarana penyampaian pelajaran. Semakin menarik medianya, semakin memantik motivasi siswa dalam belajar.
6
Waktu
Hal ini berpengaruh terhadap proses belajar. Sangat berbeda sekali antara belajar pada pagi hari, siang hari dan sore hari. Kebugaran dan faktor suhu lingkungan berpengaruh. Semakin membuat tidak nyaman, semakin hilang motivasinya.
7
Standar belajar diatas ukuran
Ketika guru menetapkan standar diatas pribadi siswa. Akhirnya siswa merasa terbebani diluar kemampuan normalnya. Hal ini mengakibatkan pandangan pesimis dan membunuh motivasi siswa.
8
Gedung
Kelas yang nyaman, jauh dari kebisingan, fasilitas yang lengkap, mendorong semangat siswa dalam belajar.
9
Materi pelajaran
Materi pelajaran yang sesuai dengan minat siswa, atau pun pengemasannya. Sangat berpengaruh pada kualitas motivasi siswa.
10
Tugas rumah
Ketika pembelajaran sudah dikemas sedemikian menarik, tetapi akhirnya membebani peserta didik diluar jam pelajaran. Menimbulkan kebosanan dan keengganan peserta didik untuk melanjutkan pembelajaran.



BAB III

KESIMPULAN
Motivasi belajar adalah keinginan untuk mencapai kebutuhan  sesuai tujuan dalam proses perubahan perilaku seseorang secara komprehensif yang statis hasil dari kejadian sehari-hari dan feedback dari lingkungan dengan melibatkan sisi kognisi.
Faktor Intrinsik adalah faktor yang datang dalam diri individu untuk melakukan sesuatu atau hal yang mendorong dirinya melakukan sebagaimana nilai yang terdapat dalam obyeknya sendiri. faktornya semangat belajar dan cita-cita atau impian.
Faktor ekstrinsik adalah pendorong yang berasal dari luar pribadi peserta didik yang mendorong pada proses pembelajaran. Faktornya antara lain model pembelajaran, hubungan guru dan siswa, hubungan murid dan murid, peraturan sekolah, media pembelajaran, waktu, standar belajar, fasilitas, materi pembelajaran dan tugas rumah.



DAFTAR PUSTAKA


[1]
M. Syah, Psikologi Belajar, Depok: Raja Grafindo Persada, 2017.
[2]
A. E. Cahyono, “Identifikasi Faktor Internal Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa IKIP PGRI Jember,” Efektor, vol. 5, no. 1, pp. 18-25, 2018.
[3]
Ermiza, “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Semester VI di Program Studi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock Bukittinggi Tahun 2013,” Maternity and Neontal, vol. 2, no. 3, pp. 184-192, 2017.
[4]
A. Afiananda, "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar," Jurnal Pendidikan, vol. 5, no. 1, pp. 3-18, 2018.
[5]
A. Pujadi, "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa: Studi Kasus Pada Fakultas Ekonomi Universitas Bunda Mulia," Business & Management Journal Bunda Mulia, vol. 3, no. 2, pp. 40-52, 2017.
[6]
M. Syah, Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik, Depok: Raja Grafindo Persada, 2016.
[7]
Syardiansah, "Hubungan Motivasi Belajar dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Mata Kuliah Pengantar Manajemen," Jurnal Manajemen dan Keuangan, vol. 5, no. 1, pp. 440-448, 2016.
[8]
E. Dauyah, "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Bahasa Inggris Mahasiswa Non-Pendidikan Bahasa Inggris," Serambi Ilmu, vol. 19, no. 2, pp. 196-209, 2018.
[9]
I. Musab, "Faktor Ekstrinsik Yang Mempegaruhi Motivasi Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Se-Gugus 2 Kecamatan Sail Pekanbaru," Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, vol. 8, no. 1, pp. 7-12, 2019.
[10]
I. Marlinda, "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Peserta Didik Terhadap Pelajaran Sejarah Di SMA N 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan," Jurnal Sejaran, vol. 6, no. 1, pp. 3-8, 2016.



Postingan populer dari blog ini

Percobaan Distilasi Minyak

Bismillahirahmanirahim. Alhamdulillah percobaan hari pertama dapat dijelaskan sebagai berikut ; Percobaan pertama : Dengan api yang besar tapi tidak stabil, kondensasi yang dekat dengan ujung, dapatlah hasilnya dengan cairan berwarna putih dengan cairan beku yang mengambang, berbau menyengat tetapi tidak dapat dibakar. Percobaan 2 : Dengan api besar, kondensasi jauh dari ujung, menghasilkan cairan yang sama tetapi ketika di beri api pada cairan tersebut. tidak langsung mati seperti pada air. setelah beberapa lama gas yang keluar dari ujung pipa besi dapat terbakar. Kesimpulan : Bahwa percobaan mendekati sempurna karena gas dapat terbakar. Hipotesis kesalahannya adalah kondensasi yang kurang sehingga uap tidak berubah menjadi cairan bensin ataupun minyak tanah. dapat dikatakan api yang tidak stabil, kondensasi yang kurang, menghambat proses perubahan tersebut. Percobaan hari kedua akan dilakukan. Laporan akan diberikan kembali. Tetap tunggu informasi kami. Salam dari...

Penulis Favorit Allan & Barbara Pease

Pernah berpikir kenapa laki-laki selalu bersaing, tetapi perempuan membangun relasi? Atau kenapa perempuan senang berbicara, dan laki-laki malah asyik dengan kegiatannya sendiri? Dan mengapa ada gerakan tertentu yang dibuat perempuan agar memikat lawan jenis? Jawabannya bisa didapat dari penulis ini. 👩‍🔧 Sepasang suami istri sebagai penulis 18 buku best seller, 10 diantaranya jadi no. 1 Internasional Best Seller. Dan hebatnya lagi, sudah diterjemahkan ke 54 bahasa. 👩‍⚕️ Allan adalah ahli di bidang bahasa tubuh, dan hubungan manusia. Seorang Profesor di Universitas Teknik Negeri Moskow & Universitas Internasional ULIM. 👩‍🚀 Buku Allan & Barbara berfokus pada bahasa tubuh dan hubungan manusia (pasangan). Kayaknya di indonesia belum terlalu familiar soal 'bagaimana memahami pasangan?'. 🕵️ Jadi tidak seperti kebanyakan buku keluarga lain yang berfokus pada pengembangan anak. Buku mereka lebih cocok bagi para pasangan baru agar bisa memahami satu sama lain. ...