PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN
Makalah ini
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Media Pembelajaran”
Dosen Pengampu : Dr. Ambar Sri Lestari
Disusun Oleh :
Kelompok 11
Haris Mansah
ARH (1172020097)
Hilda Fauziah (1172020102)
Hilmina Ainnayya
(1172020104)
Kelas IV/C
PROGRAM STUDI
PAI
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGRI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2018/2019
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami penjatkan ke
hadirat Allah S.W.T. atas berkah dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ber-judul “Perpustakaan sebagai
media pembelajaran” ini dengan sebaik-baiknya dan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah “Media Pembelajaran”, sholawat beserta salam semoga terlimpah
curah pada Nabi Muhammad S.A.W.
Dalam pembuatan makalah ini kami
berusaha untuk melakukan yang terbaik. Tetapi kami menyadari bahwa makalah ini
masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
demi perbaikan dan penyempurnaan makalah kami yang akan datang.
Dengan terselesaikannya makalah ini,
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses
pembuatan makalah ini yang telah memberikan dorongan, semangat dan masukan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca dan masyarakat pada umumnya, serta mendapatkan ridha dari Allah
S.W.T.
Bandung, 9 Maret 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. II
DAFTAR ISI............................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
A. Pengertian Perpustakaan............................................................................... 3
B. Manfaat
Perpustakaan................................................................................... 3
C. Sarana
Prasarana Perpustakaan...................................................................... 8
D. Tujuan dan
Fungsi Perpustakaan................................................................... 8
E. Peran
Perpustakaan didalam Media Pembelajaran...................................... 10
F. Pengaruh Perpustakaan
Terhadap Kualitas Peserta Didik........................... 12
BAB III SIMPULAN.................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perpustakaan merupakan sistem informasi yang
di dalamnya terdapat aktivitas pengumpulan, pengolahan, pengawetan,
pelestarian, dan penyajian serta penyebaran informasi. Adapun menurut Sutarno
NS MSi, perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari gedung, atau bagian dari
gedung itu sendiri yang berisi buku – buku koleksi, yang disusun dan diatur
sedemikian rupa sehingga mudah dicari dan dipergunakan apabila sewaktu – waktu
diperlukan untuk membaca.
Perpustakaan sebagaimana yang ada dan
berkembang sekarang telah dipergunakan sebagai salah satu pusat informasi,
sumber ilmu pengetahuan, penelitian, pelestarian khasanah budaya bangsa,
memberikan berbagai layanan jasa lainnya. Serta berfungsi edukasi, kreasi dan
informatif. Namun sayangnya sebagian masyarakat dan siswa di sekolah hanya
menganggap perpustakaan sebagai tempat untuk menyimpan tumpukan buku tanpa
mengetahui pasti fungsi dari perpustakaan itu sendiri. Padahal banyak sekali
fungsi dan manfaat dari perpustakaan, di antaranya adalah menambah
kecintaan para siswa dan siswi terhadap budaya membaca, menanamkan kebiasaan
belajar mandiri, membantu guru memperoleh dan menyusun materi pembelajaran yang
akan disampaikan kepada siswa, membantu kelancaran dan penyelesaian tugas
siswa, maupun karyawan disekolah, mengikuti perkembangan iptek dengan cepat.
Berdasarkan fungsi dan manfaat dari
perpustakaan, maka dapat disebut sebagai pusat sumber belajar seperti yang
diatur dalam Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Adapun tujuan didirikannya perpustakaan adalah sebagai berikut
menunjang pencapaian visi dan misi suatu organisasi. Berikutnya memberikan
layanan nformasi yang memuaskan penggunanya.
Berdasarkan manfaat, fungsi, dan tujuan
didirikannya perpustakaan berarti sudah jelas jika perpustakaan sangat membantu
kita untuk belajar. Namun ada banyak juga kendala yang muncul dari penggunaan
perpustakaan sebagai media pembelajaran setiap saat. Berikut beberapa kendala
yang mungkin akan muncul.
Kelengkapan dari buku – buku dan sarana
prasarana. Kelengkapan dari buku – buku di suatu perpustakaan memiliki makna
tersendiri bagi terciptanya kualitas sumber daya manusia, baik yang dilakukan
oleh lembaga- lembaga pendidikan formal maupun non formal.
B. Rumusan masalah
1. Apa Pengertian Perpustakaan?
2. Apa Manfaat Perpustakaan?
3. Apa Sarana Prasarana Perpustakaan?
4. Apa Tujuan dan Fungsi
Perpustakaan?
5. Apa Peran Perpustakaan didalam
Media Pembelajaran?
6. Bagaimana Pengaruh Perpustakaan Terhadap Kualitas Peserta
Didik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Perpustakaan
2. Untuk mengetahui manfaat
perpustakaan.
3. Untuk mengetahui sarana prasarana
perpustakaan.
4. Untuk mengetahui tujuan dan
fungsi perpustakaan.
5. Untuk mengetahui peran perpustakaan terhadap media
pembelajaran
6. Untuk mengetahui pengaruh
perpustakaan terhadap kualitas peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Perpustakaan
Darmono
(2001:03) mengemukakan bahwa Perpustakaan pada hakekatnya adalah pusat sumber
belajar dan sumber informasi bagi pemakainya. Perpustakaan dapat pula diartikan
sebagai tempat kumpulan buku-buku atau tempat buku-buku dihimpun dan
diorganisasikan sebagai media belajar siswa.
Ibnu Ahmad
Saleh memberikan definisi perpustakaan adalah tempat pengumpulan pustaka atau
kumpulan pustaka yang diatur dan disusun dengan sistem tertentu, sehingga
sewaktu-waktu diperlukan dapat ditemukan dengan mudah dan cepat.[1]
B.
Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar
Dalam dua dekade terakhir ini
perpustakaan telah menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari sekolah. Hampir di setiap sekolah mulai dari sekolah
dasar sampai ke perguruan tinggi terdapat perpustakaan sekolah. Bahkan
unit-unit perpustakaan keliling (mobile
library) dari departemen pendidikan dan kebudayaan tersedia di kota-kota
besar guna melayani kebutuhan para pelajar.[2]
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pustaka artinya kitab buku. Dalam bahasa Inggris, perpustakaan disebut library. Istilah ini berasal dari kata
latin, liber atau libri artinya buku. Dari kata latin
tersebut, terbentuklah istilah librarius yang
artinya tentang buku. Dalam bahasa asing lainnya seperti Belanda perpustakaan
disebut juga sebagai bibliotheek, Jerman: bibliothek, Perancis: bibliotheque,
Spanyol: bibliotheca, dan Portugis: bibliotheca. Semua istilah itu berasal dari
satu istilah yang sama yakni biblia dari
bahasa yunani, artinya tentang buku, kitab. Istilah tersebut bahkan dipakai
sebagai sebutan kibat suci, Bible.
Oleh karena itu, didalam bahasa Indonesia bimble diterjemahkan menjadi Alkitab.[3]
Bagi banyak orang bila mendengar istilah
perpustakaan, dalam benak mereka akan tergambar semuah gedung atau ruangan yang
dipenuhi rak buku. Anggapan demikian tidaklah salah, karena bila dilihat dari
artikel kata dasarnya, perpustakaan adalah
pustaka.
Dalam bahasa Arab, perpustakaan
disebut kutubkhanah atau almaktabah yang diatikan sebagai dar al-kutub yang semuanya berasal dari kata
yang sama yakni kataba, yaktubu katban,
kitaban, kitabatan, yang artinya tentang tulisan atau tentang kitab, buku.
Dengan demikian, tidaklah aneh bila
dalam semua bahasa, istilah-istilah untuk perpustakaan selalu dikaitkan dengan
buku atau kitab. Pada abad permulaan Islam, semua muslim, dengan tidak
membedakan siapa dia dan dari mana dia, telah menunjukan penghormatan yang
besar kepada cendikiawan dan terhadap karya-karya ilmu pengetahuan atau masterpiece mereka. Kesetiaan pada
buku-buku terkenal, nyaris sama dengan kesetiaan terhadap religiusitasnya.
Berkenaan dengan hal ini, Al-Jahiz (Syalabi, 1973) memberikan ilustrasi yang
menarik, sebagai berikut : “buku
akan diam, selama anda membutuhkan kesunyian dan keheningan, akan fasih
berbicara kapanpun anda menginginkan wacana. Ia tik pernah menyela anda jika
anda sedang berbicara, tetapi jika anda sedang meras kesepian maka ia akan
menjadi sekutu yang baik. Ia adalah teman yang tidak pernah mencurangi atau
memuji anda dan ia adalah teman yang tidak pernah membosankan anda.”
Sehingga pada masa itu tidak
mengherankan bahwa dengan sikap takdzim kepada buku-buku tersebut, maka
perpustakaan-perpustakaan muslim menjadi pusat ilmu penegtahuan dimanapun ia
didirikan. Perhatian mereka tidak hanya sebatas
pada pendirian perpustakaan dan pengadaan buku saja, melainkan juga
fasilitras-fasilitas perpustakaan yang dapat mendukung suasana belajar menjadi
kondusif. Dalam hal ini Pinto (Nakosteen 1995) menggambarkan
fasilitas-fasilitas sebuah perpustakaan abad pertengahan, sama sengan yang ada
di Shiraz, Cordova, dan Kairo, yakni:
…banyak ruangan-ruangan untuk
kegunaan yang berbeda: galeri dengan rak-rak tempat menyimpan buku-buku,
ruangan tempat menunjang dapat membaca
dan belajar, ruangan yang diatur berpisahan itu untuk pembuatan salina dari manuskrip-manuskrip,ruangan-ruangan yang
disediakan untuk pertemuan-pertemuan
sastra dan bahkan dalam beberapa hal ruangan-ruangan dipergunakan untuk pertunjukan music. Semua ruangan dibuat
sedemikian mewah dan menyenangkan.
Kutipan diatas menggambarkan bahwa
perpustakaan pada masa keemasan Islam telah benar-benar berfungsi sebagai pusat
sumber balajar, karena banyak aktivitas belajar didalamnya, seperti membaca,
menulis, menyalin, pertemuan sastra, pertunjukan music. Ahmad Syalabi juga
dalam History Of Muslim Education
pemaparkan bahwa penerjemah-penerjemah pada masa Ma’mun lebih baik dilakukan di
Baitul Hikmah, yaitu sebuah perpustakaan terbesar saat itu. Disamping kegiatan
penerjemahan khususnya karya-karya Yunani ada juga kegoatan penelitiannya,
diperpustakaan ini terdapat sebuah observatory astronomi.
Namun kemudian, pada abad-abad
berikutnya, suasana perpustakaan berubah, yakni menjadi sunyi senyap walupun
didalamnya penuh dengan pengunjung. Keadaan ini disinyalir terjadi pada pasca
lahirnya mesin cetak yang tercipta dari tangan terampil Johannes Guttenberg
pada 1440-an. Karena setelah mesin cetak digunakan secara luas maka orang-orang
menjadi melek huruf. Hal ini berdampak pada beralihnya cara-cara transformasi,
informasi, dan pengetahuan, dari melalui lisan jadi melalui membaca. Epos,
mitos, dongen dan lain-lain yang awalnya disampaikan dengan kekayaan suara yang
begitu dramatis dan emosional dan memberikan kesan dalam kenangan, berubah menjadi kumpulan
ribuan huruf. Perubahan ini artinya perubahan tradisi belajar dari belajar
dinamis menjadi belajar statis. Bahkan hingga saat ini, kita merasa bersalah
kalau kita mnegeluarkan kata-kata (apalagi berdiskusi) di dalam perpustakaan.,
dan jika itu dilakukan maka berpuluh atau ratusan mata akan tertuju pada kita.
Dengan melakukan pengembangan
dan produksi berbagai macam media pembelajaran, maka di
perpustakaan-perpustakaan modern ini tidak hanya menyediakan koleksi buku saja,
melainkan juga mencakup film, slide,rekaman
phonographs, kaset, piringan hitam,
microfiche, micro-opaque, dan lain-lain. Perpustakaan
yang demikian itu adalah perpustakaan
yang kaya akan sumber belajar. Para pengguna perpustakaan tidak hanya
memanfaatkan satu macam sumber saja, buku, tetapi juga dapat memanfaatkan
sumber-sumber belajar lainnya.[4]
Perpustakan merupakan pusat sarana
akademis. Perpustakaan menyediakan bahan-bahan pustaka berupa barang cetakan
seperti buku, majalah/jurnal ilmiah, peta, surat kabar, karya-karya tulis
berupa monograf yang belum diterbitkan, serta bahan-bahan non-cetakan seperti micro-fish, micro-film, foto-foto, film,
kaset, audio/video, lagu-lagu dalam piringan hitam, rekaman video (doumenter),
dan lain-lain. Oleh karena itu, perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pelajar,
mahasiswa, dan masyarakat pada umunya untuk
memporoleh informasi dalam berbagai bidang keilmuan baik untuk tujuan akademis
maupun untuk rekreasi. Bahan-bahan yang tersedia itu dapat dikelompokan ke
dalam jenis (1) referensi, (2) reserve, (3) pinjaman.[5]
Bahan-bahan referensi yang biasanya
ditata dalam satu ruangan khusus merupakan sumber-sumber untuk fakta-fakta
tertentu yang sudah baku, misalnya ensiklopedia, kamus, statistic, nuku
tahunan, biografi, buku pegangan, atlas, indeks (tesis, disertasi, artikel
ilmiah), abstrak, dan lain-lain yang sejenisnya. Bahan-nahan sumber ini
diperlukan oleh banyalk orang sehingga tidak dipinjamkan untuk dibawa kelaur
perpustakaan. Dengan demikian, seseorang yang memerlukan informasi dari bahan
dan buku-buku referensi ini hanya diperbolehkan membacanya dalam ruang yang telah disediakan.
Bahan-bahan reserve biasanya terdiri
dari buku-buku, artikel-artikel, atau handouts
untuk mata pelajaran tertentu atas permintaan tegana pengajarannya. Ini
dimaksudkan agar semua pelajaran-mahasiswa yang mengikuti mata pelajaran itu
dapat memperoleh akses terhadap bahan-bahan yang merupakan bagian dari
penyelesaian tugas-tugas yang dibebankan oleh pengajar. Dengan jumlah pelajar
mahasiswa yang banyak, sementara jumlah buku atau artikel pada perpustakaan
sangat terbatas, bahan-bahan reserve hanya dapat dibaca oleh seorang
pelajar-mahasiswa antara
satu sampai dua jam.
Buku-buku dalam bidang keilmuan
pada umunya siap untuk dipinjamkan untuk jangka waktu antara dua minggu sampai
satu bulan kepada pelajar-mahasiswa atau masyarakat umum yang memiliki kartu
anggota perpustakaan. Untuk memperoleh
bahan-bahan yang diperlukan, pelajar-mahasiswa perlu mengetahui sistematika
penataan dan penyimpanan buku-buku pada perpustakaan. Klasifikasi buku yang
umum digunakan pada perpustakaan adalah
Klasifikasi Desimal Dewey dan Klasifikasi Library of Congress. Klasifikasi
Desimal Dewey
mengidentifikasi .
Bidang-bidang ilmu dengan kode
angka tiga digit ,sedangkan klasifikasi
library congress mengunakan abjad, misalnya bidang bahasa: 400 (desimal
dewey ), P (library or congress) oleh karena itu pelajar- mahasiswa yang ingin
menemukan bahan atau buku di perpustakan harus mengetahui nomor klafikasi buku
tersebut .nomor klasifikasi itu terekam pada kartu subjek ,kartu judul dan
kartu pengarang.
Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar
secara efekektif memerlukan keterampilan sebagai berikut (Achsin ,1986 )
a. Keterampilan mengumpulkan informasi,
yang meliputi keterampilan (a) mengenal sumber informasi dan pengetahuan (b)
menentukan lokasi sumber informasi berdasarkan sistem klasifikasi perpustakaan,
cara menggunakan katalog dan indeks ,(c) menggunakan bahan pustaka baru ; bahan
referensi seperti ensiklopedia, kamus ,buku tahunan ,dan lain – lain.
b. Keterampilan mengambil intisari dan
mengorganisasikan informasi, seperti (a) memilih informasi yang relevan dengan
kebutuhan dan masalah, dan (b) mendokumentasikan informasi dan sumbernya .
c. Keterampilan menganalisis,
menginterprestasikan dan mengevaluasikan informasi seperti (a) memahami bahan
yang di baca (b)membedakan antara fakta dan opini , dan menginterprestasikan
informasi baik yang saling mendukung maupun yang berlawanan .
d. Keterampilan menggunakan informasi ,
seperti (a) memanfaatkan intisari informasi untuk mengambil keputusan dan
memecahkan masalah, (b) mengunakan informasi dalam diskusi , dan (c) menyajikan
informasi dalam bentuk tulisan.
C. Sarana Prasarana Perpustakaan
Sarana
dan prasarana perpustakaan menurut Andi Prastowo ada tiga. Pertama,
gedung/ruangan perpustakaan. Kedua, perlengkapan perpustakaan. Ketiga,
peralatan perpustakaan. Berikut penjelasan dari ketiga bentuk perpustakaan
tersebut.
a. Gedung Perpustakaan
Gedung
perpustakaan adalah salah satu unsur yang paling dominan dari eksistensi atau
kebenaran suatu perpustakaan. Tanpa gedung atau ruangan, tidak mungkin ada
perpustakaan. Namun, pada dasarnya, sebuah perpustakaan sebagai unit kerja
membutuhkan ruangan pelayanan. Sehingga, keberadaan ruang perpustakaan harus
ada sebagai bagian dari perpustakaan.
b. Perlengkapan Perpustakaan
Alat
penunjang yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan perpustakaan yang tidak
habis pakai disebut perlengkapan perpustakaan. Contohnya komputer, meja, kursi,
lemari, rak buku, rak penitipan tas/jaket, papan pengumuman, dan lain
sebagainya. Kita harus mengetahui kegunaan dari perlengkapan tersebut.
c. Peralatan Perpustakaan
Alat
penunjang yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan perpustakaan. Sifatnya bisa
temporer.[6]
D. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan
Tujuan dan fungsi
dari perpustakaan baik perpustakaan umum ataupun sekolah, yaitu sebagai tempat
kumpulan sumber ilmu. Perpustakaan sekolah merupakan media pembelajaran yang
digunakan oleh orang-orang secara terbatas, yakni hanya kalangan siswa, guru
dan karyawan sekolah tersebut.[7]
Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dimana pada pasal 35
undang-undang tersebut dikemukakan bahwa setiap satuan pendidikan jalur
pendidikan sekolah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh
masyarakat, harus menyediakan sumber-sumber belajar.[8]
Dengan pengadaan bahan pustaka yang
menunjang pembelajaran, diharapkan
peserta didik memiliki kesempatan untuk mempertinggi daya serap dan penalaran
dalam proses pendidikan. Sedangkan bagi guru, perpustakaan dapat membantu
mereka untuk memperluas pengetahuan yang akan mereka ajarkan.
Untuk
masalah tujuan Pendirian Perpustakaan secara umum itu sendiri adalah sebagai
berikut :
1.
Menyediakan
sarana atau tempat untuk menghimpun berbagai informasi untuk dikoleksi, diolah
dan diproses.
2.
Sebagai
sarana atau wahana untuk melestarikan hasil budaya manusia (ilmu pengetahuan,
teknologi, dan budaya) melalui aktifitas pemeliharaan dan pengawetan koleksi.
3.
Sebagai agen
perubahan (Agents Of changes) dan Agen Kebudayaan serta pusat informasi dan
sumber belajar mengenai masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang.
4.
Menjadi pusat
penelitian, rekreasi dan aktifitas ilmiah lainnya.[9]
Adapun fungsi perpustakaan adalah sebagai berikut :
a.
Membantu
para siswa/pembaca dalam melakukan penilitian dan membantu
menemukan keterangan-keterangan yang lebih luas dari apa yang dibutuhkannya,
b.
Memupuk daya
kritis
c.
Membantu
mengembangkan kegemaran membaca dan hobinya dengan adanya buku-buku
tentang ketrampilan-ketrampilan yang meningkatkan daya kreatifitas.
d.
Fungsi
penyimpanan.
e.
Fungsi
Informasi.
f.
Fungsi kultural.
a. Fungsi edukatif adalah
secara keseluruhan segala fasilitas, sarana dan prasarana perpustakaan sekolah,
terutama koleksi dapat membantu murid dalam proses belajar;
b. Fungsi informatif dari
perpustakaan sekolah adalah mengupayakan penyediaan koleksi yang bersifat
memberi tahu akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan guru dan murid;
c. Fungsi kreasi bukan
merupakan fungsi utama, namun sangat penting kedudukannya dalam upaya
peningkatan intelektual dan inspirasi;
d. Fungsi riset membuat
koleksi yang ada di perpustakaan sekolah menjadi bahan untuk melakukan riset
atau penelitian sederhana.
Perpustakaan bisa digunakan setiap saat untuk digunakan
sebagai media pembelajaran.Perpustakaan bisa membantu peserta didik dalam mendapatkan pengetahuan
keterampilan dan sikap secara aktif, yaitu
pembelajaran aktif atas informasi, ketrampilan dan pengetahuan yang diperoleh
melalui penyelidikan atau proses bertanya dan membaca. Siswa dikondisikan
dalam sikap mencari (aktif) bukan sekedar menerima (reaktif). Dengan kata lain,
mereka mencari jawaban atas pertanyaan yang ada atau pertanyaan yang timbul
dalam benak mereka sendiri. Mereka berusaha dengan upaya sendiri untuk
memecahkan permasalahan secara mandiri, sehingga mereka tumbuh rasa ingin tahu
yang besar.
Perpustakaan
juga bisa membantu dalam pencarian informasi. Seperti metode ujian open book.
Tim-tim dalam satu kelas mencari informasi dan tim lain bisa mencari
informasinya di perpustakaan.
Perpustakaan juga bisa digunakan dalam metode belajar
mandiri. Walaupun begitu, tetap
masih dalam bimbingan guru. Peserta didik terlibat dalam identifikasi
masalah/topik, kegiatan penyimpulan, dan evaluasi terhadap hasil belajar
mandirinya.
Dan bisa juga dilakukan metode discovery,
yaitu proses mental yang mengajarkan peserta didik untuk bisa menemukan sendiri
konsep dan prinsip-prinsipnya.
Secara umum peran yang dapat dilakukan oleh
perpustakaan adalah :[12]
a.
Sebagai
Pusat Informasi
Perpustakaan merupakan salah satu tempat yang memiliki peranan penting
dalam memberikan suatu informasi. Hal ini dikarenakan perpustakaan
pastinya mempunyai koleksi buku tidak hanya satu, tapi berjumlah sangat
banyak. Yang di dalamnya terdapat berbagai macam jenis buku, seperti
karya umum, filsafat, ensiklopedi dan lain-lain. Tidak hanya
buku, perpustakaan sekarang juga dilengkapi dengan adanya koleksi majalah,
koran ataupun artikel yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan juga
ilmu.
b.
Sebagai
Pusat Inovasi
Perpustakaan sebagai tempat tersimpannya berbagai informasi untuk tumbuhnya
ide-ide yang kreatif. Dari ide-ide kreatif itulah dapat tercipta suatu
karya yang dapat bermanfaat bagi orang lain. Dan dari karya para pengguna
perpustakaan inilah nantinya dapat muncul suatu wacana atau pun gagasan yang
dapat dibaca dan digunakan oleh orang lain. Contohnya bila kita membaca
buku tentang keuntungan berjualan buah naga, maka dari membaca buku itu bisa
saja muncul ide untuk membuka lapangan pekerjaan yang tentunya berguna bagi orang
lain.
c.
Sebagai
Pusat Sumber Belajar
Perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan efisiensi
dan efektifitas proses belajar-mengajar. Perpustakaan yang terorganisasi secara
baik dan sistematis, secara langsung atau pun tidak langsung dapat memberikan
kemudahan bagi proses belajar mengajar di sekolah tempat
perpustakaan tersebut berada. Hal ini, terkait dengan kemajuan
bidang pendidikan dan
dengan adanya perbaikan metode belajar-mengajar yang dirasakan tidak bisa
dipisahkan dari masalah penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan.
a.
Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid
terhadap membaca.
b.
Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar
murid-murid.
c.
Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar
mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri.
d.
Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan
teknik membaca.
e.
Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan
berbahasa.
f.
Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid ke arah
tanggung jawab.
g.
Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam
menyelesiakan tugas-tugas sekolah.
h.
Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan
sumber-sumber pengajaran.
BAB
III
SIMPULAN
Media pembelajaran
merupakan alat yang dapat membantu peserta didik dan pendidik untuk memberikan
pemahaman kepada peserta didik tentang materi atau bahan ajar. Banyak sekali
media pembelajaran yang tersedia saat ini contoh salah satunya adalah
perpustakaan.
Dari jaman dulu hingga
sekarang, perpustakaan adalah salah satu tempat yang menjadi central of
information ( pusat informasi ) dimana berbagai macam pengetahuan dan informasi
bisa kita dapatkan disana. Menjadikan perpustakaan sebagai salah satu media
pembelajaran adalah hal yang efektif karena
perpustakaan merupakan tempat yang paling strategis untuk menjadi pusat
pengemangan pemikiran,penelitian,publikasi dan semacamnnya.
Perpustakaan pada hakekatnya adalah
pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemakainya, maka dari itu perpustakaan sangat penting dalam media pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad. 2015. Media Pembelajaran.Depok:
Rajagrafindo Persada.
Basuki, Sulistyo. 1991. Pengantar Ilmu
Perpustakaan. Jakarta: Gramerdia Pustaka Utama.
Debora Irmshal, “Pentingnya Perpustakaan
Sebagai Media Pembelajaran”, (Program Studi PG-PAUD, Univertas PGRI Palembang,
Palembang, 2016).
Dewi Yantiningsih dan Santoso.
Menciptakan Perpustakaan Sebagai Media Pembelajaran Yang Tenang Dan Nyaman
(Studi di Perpustakaan STAIN Kudus). Jawa Tengah: STAIN Kudus.
Lasa, Hs. 2007. Manajemen perpustakaan sekolah. Yogyakarta:
Pinus.
Yudhi Munadi. 2012. Media
pembelajaran. Jakarta: Gaung
Persada.
[2] Azhar Arsyad, Media
Pembelajaran, Rajagrafindo Persada, Depok, 2015 hlm 98
[3] Yudhi Munadi, Media
pembelajaran, Gaung Persada, Jakarta, 2012,hlm. 210.
[4] Yudhi Munadi, Media
pembelajaran, Gaung Persada, Jakarta, 2012,hlm. 210-212.
[5] Azhar Arsyad, Media
Pembelajaran, Rajagrafindo Persada, Depok, 2015 hlm. 98.
[6] Dewi Yantiningsih dan Santoso. Menciptakan Perpustakaan Sebagai
Media Pembelajaran Yang Tenang Dan Nyaman (Studi di Perpustakaan STAIN Kudus).
Jawa Tengah: STAIN Kudus. hal 8.
[7] Debora Irmshal, “Pentingnya Perpustakaan Sebagai Media
Pembelajaran”, (Program Studi PG-PAUD, Univertas PGRI Palembang, Palembang,
2016) hal. 6.
[8] Ibid. hal 8
[9] Ibid. hal 7
[11] Ibid. hal. 11
[12] Ibid. hal 12
[13] Ibid. hal 11
Komentar
Posting Komentar