Pernah ga sih hidup berasa males, mager mau apa-apa dirumah atau kosan, terus banyak keinginan ga tercapai? Rasanya apa yang udah kita punya itu belum bisa membahagiakan kita, selalu ingin lebih dan iri sama yang dimiliki orang lain?
🎌
Karena masalah itu bisa terselesaikan dengan buku Goodbye, Things : Hidup Minimalis Ala Orang Jepang oleh Fumio Sasaki. Maka saya kasih di posisi 3.
🔆
Buku ini tuh bukan sekedar buku minimalis, buang dan menata barang aja. Beneran, ini bikin pikiran dan hati kita lebih rapih. Lebih bahagia, lebih bersyukur sama hidup.
🌤️
Kalo ada yang baca buku ini ga bisa nangkap isinya dan nyelesain masalah diatas, harus dibalik lagi deh bacanya, terus dihayati dari awal.
🇯🇵
Setelah baca buku ini, saya lebih mudah bikin prioritas. Mau dalam barang, kegiatan, tugas, pikiran, dll. Saya udah buang beberapa barang yang bisa saya lepas (ga butuh banget gitu), saya juga jadi keluar dari beberapa kegiatan organisasi karena ternyata menguras kebahagiaan saya banget. Jadi sekarang bisa enjoy dengan beberapa barang dan kegiatan yang prioritas aja.
🌟
Saya jadi paham hakikat barang yaitu fungsinya, bukan gaya/mode nya. Walaupun Smartphone udah ketinggalan modelnya, tapi toh masih bisa dipake. Emosi lebih terkendali ketika jalan-jalan di BEC atau liat review di youtube.
💊
Menurut saya sih ini nyambung ke gaya hidup beragama dan gaya hidup mental kaya. Dimana kita merasa cukup dan sederhana kalo kata Agama. Dan kita milih beli aset dibanding liabilitas kalo kata Konsep Mental Kaya.
☄️
Saya harap sampai akhir hayat nanti, bisa terus ngikutin gaya hidup minimalis ini. Baru aja praktekin sedikit udah kerasa bahagianya, apalagi kalau seperti penulis. Coba aja! Terima Kasih
@bincangbuku
@bukugpu
#berbagirekomendasi #rekomendasibuku #bukuori #reviewbuku #minimalis #gayahidup
🎌
Karena masalah itu bisa terselesaikan dengan buku Goodbye, Things : Hidup Minimalis Ala Orang Jepang oleh Fumio Sasaki. Maka saya kasih di posisi 3.
🔆
Buku ini tuh bukan sekedar buku minimalis, buang dan menata barang aja. Beneran, ini bikin pikiran dan hati kita lebih rapih. Lebih bahagia, lebih bersyukur sama hidup.
🌤️
Kalo ada yang baca buku ini ga bisa nangkap isinya dan nyelesain masalah diatas, harus dibalik lagi deh bacanya, terus dihayati dari awal.
🇯🇵
Setelah baca buku ini, saya lebih mudah bikin prioritas. Mau dalam barang, kegiatan, tugas, pikiran, dll. Saya udah buang beberapa barang yang bisa saya lepas (ga butuh banget gitu), saya juga jadi keluar dari beberapa kegiatan organisasi karena ternyata menguras kebahagiaan saya banget. Jadi sekarang bisa enjoy dengan beberapa barang dan kegiatan yang prioritas aja.
🌟
Saya jadi paham hakikat barang yaitu fungsinya, bukan gaya/mode nya. Walaupun Smartphone udah ketinggalan modelnya, tapi toh masih bisa dipake. Emosi lebih terkendali ketika jalan-jalan di BEC atau liat review di youtube.
💊
Menurut saya sih ini nyambung ke gaya hidup beragama dan gaya hidup mental kaya. Dimana kita merasa cukup dan sederhana kalo kata Agama. Dan kita milih beli aset dibanding liabilitas kalo kata Konsep Mental Kaya.
☄️
Saya harap sampai akhir hayat nanti, bisa terus ngikutin gaya hidup minimalis ini. Baru aja praktekin sedikit udah kerasa bahagianya, apalagi kalau seperti penulis. Coba aja! Terima Kasih
@bincangbuku
@bukugpu
#berbagirekomendasi #rekomendasibuku #bukuori #reviewbuku #minimalis #gayahidup
Komentar
Posting Komentar